Tidak Ada Pembalut, Wanita Gaza Mau tak mau Pakai Tersisa Terpal Tenda

Tidak Ada Pembalut, Wanita Gaza Mau tak mau Pakai Tersisa Terpal Tenda. Gempuran Israel sepanjang tiga bulan akhir dan blokade keseluruhan atas sumbangan kemanusiaan ke Gaza membuat pembalut yang diperlukan saat menstruasi tidak ada.

Seperti disampaikan Sky News pada Minggu, beberapa wanita Gaza mau tak mau memakai baju, handuk sampai tersisa bahan terpal tenda untuk dipakai sebagai alternatif pembalut.

Riham Jafari, seorang karyawan ActionAid yang berbasiskan di Bethlehem, menjelaskan, “Pikirkan Anda harus jalani menstruasi Anda tanpa produk menstruasi, tisu toilet atau sabun, dan tidak ada peluang untuk membersihkan diri kita. Ini ialah realita yang dirasakan beberapa ratus ribu wanita dan anak wanita di Gaza sekarang ini.”

Pemakaian beberapa bahan yang tidak bersih sebagai produk sanitasi bisa memunculkan dampak negatif infeksi dan mempunyai potensi memunculkan sindrom terguncang toksik yang mematikan.

“Sejumlah wanita menggunting beberapa handuknya untuk dipakai saat menstruasi – ini kurang sehat. Mereka memakai sisi tenda atau ijuk. Mereka menggunting beberapa untuk dipakai sebagai bantalan dan sebagian dari mereka memakai baju tambahan sebagai penyerap darah.”

Wanita dan anak wanita adalah 70% dari 25.000 orang yang terbunuh di Gaza semenjak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan yang diatur Hamas.

Tidak Ada Pembalut, Wanita Gaza Mau tak mau Pakai Tersisa Terpal Tenda

Tidak Ada Pembalut, Wanita Gaza Mau tak mau Pakai Tersisa Terpal Tenda

Seorang karyawan ActionAid Palestine, yang minta tidak untuk disebut namanya. Menambah: “Tidak ada air yang ada buat saya membersihkan sepanjang menstruasi. Saya tidak mempunyai pembalut untuk keperluan saya sendiri.”

Seorang wanita namanya Adara, yang mau tak mau tinggalkan tempat tinggalnya dengan ke-4 anaknya. Menjelaskan mereka “benar-benar menanggung derita setiap kami ingin ke kamar mandi” dan harus “berbaris dalam waktu lama”.

Dengan minimal air bersih yang mengucur di Gaza, warga di situ tidak sanggup penuhi keperluan 15 liter per-orang setiap hari.

Menurut prediksi tubuh PBB untuk Palestina, cuman satu dari 3 jaringan pipa air di antara Israel dan Gaza yang berperan. Dan cuma ada satu toilet untuk tiap 486 orang.

ActionAid mengatakan gencatan senjata untuk memungkinkannya semakin banyak kontribusi masuk ke dalam daerah itu.